Humor. Siapa orang yang tidak
menyukai humor? humor membantu meringankan stres, depresi, kecemasan, kesedihan
dan kemarahan.
Tidak ada yang salah dengan humor,
namun melontarkan humor di tempat kerja ternyata ada etikanya, supaya
lingkungan kerja tetap kondusif. Ini kejadian nyata, seorang talent yang
kebetulan sangat humoris, mengalami kesulitan saat harus dipromosikan menduduki
peran top management. Alasannya sederhana, pemilik perusahaan ragu apakah ia
bisa serius menangani pekerjaan yang strategis di perusahaan tsb.
Apa saja yang harus diperhatikan
sebelum kita melontarkan humor di tempat kerja?
Apakah lawan bicara kita akan
memahami humor kita?
Sebelum menyampaikan humor, kita
harus melihat kemampuan berpikir lawan bicara kita. Misalkan, joke yang kita
lontarkan kepada rekan-rekan kita akan sangat berbeda dengan joke yang
kita lontarkan pada pemimpin kita atau orang penting lainnya. Joke untuk orang
dewasa pun berbeda dengan joke untuk anak-anak. Tidak ada salahnya kita
mengukur sense of humor lawan bicara kita. Caranya mudah,
orang yang memiliki sense of humor tinggi cenderung tidak
betah berbicara serius terlalu lama. Lewat ekspresi wajahnya pun seringkali
kita sudah merasa mulai rileks karena kita tahu ia seorang humoris. Jadi kita
tidak bisa sembarangan melempar joke tanpa mempedulikan keadaan atau orang lain
yang akan mendengarkan.
Apakah humor kita berpotensi menyinggung perasaan orang
lain?
Humor yang baik tidak berasal dari hati. Artinya, humor
kita tidak mengandung pesan mengolok-olok orang lain. Di sini kita harus punya
rasa empati dan simpati. Karena jika kita sudah melukai perasaan orang lain,
maka akan sulit untuk memulihkan dan berpotensi mengganggu hubungan kerja yang
professional.
Apakah humor kita cenderung melecehkan suku tertentu?
Ada kalanya kita mendapati humor tentang karateristik suatu
suku tertentu. Keunikan berpikir, logat bahasa dan karakteristik lain yang
cenderung tidak lazim sering menjadi olok-olokan yang menyegarkan.
Sebaiknya humor yang kita lakukan di kantor tidak menyinggung atau melecehkan
suku tertentu. Meski mengundang gelak-tawa namun kita tidak tahu apakah rekan
berasal dari suku tersebut, sehingga diam-diam dapat melukai perasaannya.
Apakah ini waktu yang tepat
untuk melemparkan humor?
Menyampaikan humor di saat yang
tepat sangat berguna. Saat kita sedang bercakap-cakap dengan rekan kerja, maka
humor dapat mencairkan suasana. Saat sebagai pembicara, humor sangat efektif
untuk menarik perhatian audience. Namun saat meeting berlangsung serius
untuk membahas kinerja perusahaan yang buruk, melempar humor bukanlah hal yang
bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar