Jumat, 22 Januari 2016

Humor di Tempat Kerja

Humor. Siapa orang yang tidak menyukai humor? humor membantu meringankan stres, depresi, kecemasan, kesedihan dan kemarahan.

Tidak ada yang salah dengan humor, namun melontarkan humor di tempat kerja ternyata ada etikanya, supaya lingkungan kerja tetap kondusif. Ini kejadian nyata, seorang talent yang kebetulan sangat humoris, mengalami kesulitan saat harus dipromosikan menduduki peran top management. Alasannya sederhana, pemilik perusahaan ragu apakah ia bisa serius menangani pekerjaan yang strategis di perusahaan tsb.

Apa saja yang harus diperhatikan sebelum kita melontarkan humor di tempat kerja?

Apakah lawan bicara kita akan memahami humor kita?
Sebelum menyampaikan humor, kita harus melihat kemampuan berpikir lawan bicara kita. Misalkan, joke yang kita lontarkan kepada rekan-rekan kita  akan sangat berbeda dengan joke yang kita lontarkan pada pemimpin kita atau orang penting lainnya. Joke untuk orang dewasa pun berbeda dengan joke untuk anak-anak. Tidak ada salahnya kita mengukur sense of humor lawan bicara kita. Caranya mudah, orang yang memiliki sense of humor tinggi cenderung tidak betah berbicara serius terlalu lama. Lewat ekspresi wajahnya pun seringkali kita sudah merasa mulai rileks karena kita tahu ia seorang humoris. Jadi kita tidak bisa sembarangan melempar joke tanpa mempedulikan keadaan atau orang lain yang akan mendengarkan.

Apakah humor kita berpotensi menyinggung perasaan orang lain?
Humor yang baik tidak berasal dari hati. Artinya, humor kita tidak mengandung pesan mengolok-olok orang lain. Di sini kita harus punya rasa empati dan simpati. Karena jika kita sudah melukai perasaan orang lain, maka akan sulit untuk memulihkan dan berpotensi mengganggu hubungan kerja yang professional.

Apakah humor kita cenderung melecehkan suku tertentu?
Ada kalanya kita mendapati humor tentang karateristik suatu suku tertentu. Keunikan berpikir, logat bahasa dan karakteristik lain yang cenderung tidak lazim sering menjadi olok-olokan  yang menyegarkan. Sebaiknya humor yang kita lakukan di kantor tidak menyinggung atau melecehkan suku tertentu. Meski mengundang gelak-tawa namun kita tidak tahu apakah rekan berasal dari suku tersebut, sehingga diam-diam dapat melukai perasaannya.

Apakah ini waktu yang tepat untuk melemparkan humor?
Menyampaikan humor di saat yang tepat sangat berguna. Saat kita sedang bercakap-cakap dengan rekan kerja, maka humor dapat mencairkan suasana. Saat sebagai pembicara, humor sangat efektif untuk menarik perhatian audience. Namun saat meeting berlangsung serius untuk membahas kinerja perusahaan yang buruk, melempar humor bukanlah hal yang bijak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar