TRUST.
Trust adalah pondasi utama terbangunnya suatu hubungan.
Apapun hubungan itu. Hubungan di dalam keluarga, hubungan di tempat kerja,
hubungan dengan klien dan vendor, hubungan dengan siapa pun tidak akan
terbangun dengan baik apabila tidak ada trust di dalamnya. Ketiadaan trust akan
menggerus energi positif dan menciptakan iklim negatif dalam suatu hubungan.
Dalam konteks dunia kerja, trust adalah elemen yang sangat
penting untuk pengembangan karir jangka panjang.
TRUST
ADALAH MASALAH PERSEPSI.
Persepsi
terhadap apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Persepsi lahir
dari adanya kebutuhan dan pengalaman. Karena trust lahir dari pengalaman,
apabila persepsi positif yang terbentuk maka itu akan sangat menguntungkan Anda
karena public akan mudah menerima ide-ide anda. Dan secara tidak langsung Anda
memiliki pengaruh di organisasi. Namun jika persepsi negatif yang terbentuk,
dibutuhkan upaya besar untuk menetralisir persepsi tersebut dan menumbuhkan
persepsi baru yang positif.
Lantas,
bagaimana membangun persepsi positif dengan pondasi yang kokoh?
KOMPETENSI
Apa alasan
perusahaan mempekerjakan Anda? Tentu karena potensi dan kompetensi Anda yang
sesuai dengan pekerjaan yang harus anda selesaikan.
Apakah
potensi menjadi jaminan bahwa Anda mampu bekerja? Apakah pengalaman adalah
bukti bahwa anda kompeten?
Dalam
berbagai kesempatan saya sering memberikan analogi demikian, ibarat kue, untuk
mendapatkan kue yang lezat dan menarik tampilannya maka dibutuhkan bahan
baku yang berkualitas tinggi, dibutuhkan orang yang ahli dalam menghias kue
untuk tampil menarik. Meski kue itu lezat, orang tidak akan tertarik membelinya
jika tampilannya tidak menarik. Sebaliknya, kue tidak lezat dengan tampilan
yang menarik, hanya akan menimbulkan kekecewaan pada pembeli karena tampilannya
tidak sepadan dengan rasa yang tidak lezat.
Nah,
potensi anda adalah bahan baku kue tersebut. Melalui psikotes Anda dapat
mengetahui sejauhmana potensi yang anda miliki. Pengalaman adalah keahlian
menghias kue. Melalui pengalaman akan terbentuk keahlian. Apakah keahlian
menjamin anda bisa menyelesaikan pekerjaan saat ini? Jawabannya adalah YA.
Apakah keahlian menjamin anda layak untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi
dengan pekerjaan yang lebih kompleks? Jawabannya adalah BELUM TENTU. Tergantung
pada potensi dan bagaimana anda mengoptimalkan potensi anda.
Maka dari
uraian diatas, sebagai seorang professional bila kita ingin terus maju maka
tidak ada jalan lain untuk terus mengembangkan diri. Perbanyak relasi,
kembangkan wawasan di luar bidang yang Anda tekuni saat ini, investasikan
pendapatan anda untuk membeli buku, bergabung dalam komunitas-komunitas
professional dan sebagainya. Saya sendiri saat ini sedang menempah diri saya
untuk belajar teknologi digital yang perkembangannya luar biasa pesat. Dengan
terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka kita akan terus
memperbarui diri. Dan tidak ada yang akan berubah di dunia ini selain perubahan
itu sendiri. Selain itu, perubahan selalu menyakitkan. Jadi, untuk memperbarui
diri anda maka anda harus siap untuk merasakan sakit.
INTEGRITAS
Integritas.
Kebanyakan orang mempersepsikan integritas sebagai kejujuran. Sebagian lagi
menginterpretasikan dengan “walk the talk”, melakukan apa yang disampaikan.
Buat saya, integritas adalah kejujuran yang diimplementasikan dengan melakukan
apa yang diucapkan.
Integritas
adalah satu kata yang luar biasa dalam maknanya. Mengapa saya sebut luar biasa?
Karena di era sosial media yang berkembang pesat seperti sekarang ini,
integritas seringkali harus dikalahkan dengan kata “pencitraan”. Siapa yang
tidak dapat melakukan pencitraan? Semua bisa melakukan pencitraan kapan pun dan
dimana pun. Membangun pencitraan bahwa kita adalah sosok penting di organisasi
dengan menayangkan foto-foto aktifitas kerja kita, seperti menjadi candu bagi
sebagian besar masyarakat. Apakah itu salah? TIDAK.
Tidak ada
yang salah dengan pencitraan selama apa yang kita tayangkan adalah apa yang
kita kerjakan. Menjadi kesalahan fatal apabila apa yang kita tayangkan adalah
sesuatu yang kita tidak berkontribusi besar di dalamnya.
Apakah
foto kita berdiri podium menjadi penting untuk diketahui oleh orang lain?
Penting tidaknya kembali ke nilai-nilai pribadi. Namun mencitrakan kita adalah
sosok penting sementara kita tidak berkontribusi apa-apa, sama dengan
menyampaikan bahwa kita adalah sosok yang tidak dapat dipercaya. Jika ini
menjadi kebiasaan, maka kita sedang membangun pondasi yang rapuh untuk
menumbuhkan trust. Pondasi yang rapuh suatu saat akan ambruk, artinya dalam
jangka panjang kita akan merugikan diri kita sendiri.
TEAMWORK
Bekerjasama,
teamwork, menjadi mudah saat kita mampu mengalahkan ego kita. Ego kita adalah
professional yang lebih cerdas, ego kita lebih banyak tahu dibanding yang lain,
ego kita adalah leader yang mumpuni, ego mewujudkan misi tertentu diluar misi
tim melalui teamwork. Ego-ego ini menggerus trust yang sedang kita bangun dalam
kerjasama.
Musuh
terbesar adalah diri sendiri, benar adanya. Untuk bisa mengalahkan ego maka
harus dimulai dari kejujuran dan keadilan. Kejujuran bukan hanya jujur pada
diri sendiri, namun juga jujur pada anggota tim yang lain. Menyembunyikan
kebenaran untuk kepentingan diri sendiri tak ubahnya menarik saldo di bank
emosi orang lain; mengabaikan asas keadilan agar kita mendapatkan keuntungan
yang lebih besar dengan upaya yang lebih sedikit tak ubahnya kita mengambil hak
orang lain. Bila hal-hal demikian menjadi sikap yang mendasari kerjasama maka
dengan siapa pun kita tidak akan mampu mempertahankan kerjasama dalam jangka
panjang.
Sebaliknya
bila kita jujur dan bersikap adil, maka setiap hubungan kerjasama adalah
investasi jangka panjang. Buahnya kita petik hari ini dan masa-masa mendatang.
AKUNTABILITAS
Saat kita
sudah menunjukkan sikap dan perilaku diatas, maka kita menjadi professional
yang dapat diandalkan. Saat terjadi masalah, setiap orang tanpa berpikir
panjang akan mempercayakan kita untuk menyelesaikan masalah tersebut. Apabila
kita sudah dapat diandalkan, apapun profesi kita, maka kita akan selalu dicari
dan direkomendasikan oleh orang lain. Saya pernah membaca kalimat yang intinya,
hal yang buruk yang tersebar 3x lipat lebih cepat dan lebih luas dibandingkan
hal yang baik. Jika kita sadar bahwa kita belum dapat diandalkan maka lebih
baik kita fokus untuk mengembangkan diri agar trust dari orang lain dapat
tumbuh diatas pondasi yang kokoh.