kejamnya
ibu tiri tak sekejam ibukota.
Kalimat ini pernah popular
beberapa tahun lalu. Hidup di Jakarta dengan tingkat persaingan yang tinggi
menjadikan kita harus mengelola waktu dengan tepat. Jika Anda tinggal di kota
penyangga Jakarta, maka pemandangan tetangga atau bahkan Anda sendiri yang
harus keluar rumah usai adzan subuh dan kembali ke rumah pukul 10 malam, adalah
hal yang lumrah.
Sudah bukan rahasia lagi
bahwa kemacetan yang kronis adalah penyebab utama bagi mereka yang tinggal di
luar Jakarta dan mengendarai kendaraan pribadi harus menjalani kehidupan dengan
dinamika seperti di atas.
Anda sendiri, berapa jam
waktu yang Anda habiskan setiap hari ditengah kemacetan Jakarta? Apa akibat
dari kemacetan yang kronis terhadap produktifitas hidup Anda?
Kemacetan yang kronis
menimbulkan rasa stress, frustasi dan tertekan. Kemacetan menjadikan waktu
tempuh bisa berkali-kali lipat dari kondisi normal. Sementara tubuh kita tidak
dirancang untuk menghadapi kondisi yang demikian.
kemacetan yang kronis dalam
jangka panjang berdampak pada gangguan kesehatan mental kita, yaitu:
· Penurunan
kemampuan mental
Para
ilmuwan di Belanda menuturkan terpapar asap kendaraan akibat macet selama 30
menit mengarah ke intensifikasi aktivitas listrik di otak.Hal ini bisa
menyebabkan perubahan dan kerusakan perilaku serta kepribadian akibat kerusakan
logika dan pengambilan keputusan serta tingkat stres yang tinggi. Paparan macet
selama 90 hari sudah cukup untuk mengubah DNA.
· Alzheimer,
gangguan memori dan Parkinson
Peneliti
di Boston mengungkapkan paparan asap knalpot dan partikel-partikel dari polusi
bisa menyebabkan peradangan di bagian-bagian tertentu otak yang bisa memicu
Alzheimer, gangguan memori dan Parkinson.
· Masalah
akibat karbon monoksida
Karbon
monoksida bisa mengikat diri dengan hemoglobin sehingga mengurangi volume
oksigen yang mencapai jantung dan otak, sehingga secara signifikan mempengaruhi
fungsi otak dan refleks tubuh.
· Intermittent
Explosive Disorder
Psikolog
menuturkan kondisi ini adalah ekspresi kemarahan yang ekstrem, salah satu
penyebabnya akibat kemacetan di jalan. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi tubuh
secara menyeluruh termasuk otak.
· Traffic
Stress Syndrome
Situasi
ini ditandai den gan beberapa gejala fisik seperti telapak tangan berkeringat,
peningkatan denyut jantung, sakit kepala dan mual, sehingga mempengaruhi
seseorang dalam mengambil keputusan
· Gangguan
neuroplasticity
Polusi
udara yang buruk secara signifikan menjadi penghalang asupan darah ke otak,
korteks serebral dan sel glia di otak, yang semuanya bisa menyebabkan gangguan
jangka panjang. Paparan polusi udara cenderung berdampak parah pada IQ
anak-anak serta meningkatkan risiko epilepsy.
Lantas, apa dampak gangguan mental diatas terhadap keluarga
dan lingkungan kerja Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar