Kamis, 18 Februari 2016

Nilai Trust Dalam Suatu Hubungan

TRUST.
Trust adalah pondasi utama terbangunnya suatu hubungan. Apapun hubungan itu. Hubungan di dalam keluarga, hubungan di tempat kerja, hubungan dengan klien dan vendor, hubungan dengan siapa pun tidak akan terbangun dengan baik apabila tidak ada trust di dalamnya. Ketiadaan trust akan menggerus energi positif dan menciptakan iklim negatif dalam suatu hubungan.
Dalam konteks dunia kerja, trust adalah elemen yang sangat penting untuk pengembangan karir jangka panjang.
TRUST ADALAH MASALAH PERSEPSI.
Persepsi terhadap apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Persepsi lahir dari adanya kebutuhan dan pengalaman. Karena trust lahir dari pengalaman, apabila persepsi positif yang terbentuk maka itu akan sangat menguntungkan Anda karena public akan mudah menerima ide-ide anda. Dan secara tidak langsung Anda memiliki pengaruh di organisasi. Namun jika persepsi negatif yang terbentuk, dibutuhkan upaya besar untuk menetralisir persepsi tersebut dan menumbuhkan persepsi baru yang positif.
Lantas, bagaimana membangun persepsi positif dengan pondasi yang kokoh?
 KOMPETENSI
Apa alasan perusahaan mempekerjakan Anda? Tentu karena potensi dan kompetensi Anda yang sesuai dengan pekerjaan yang harus anda selesaikan.
Apakah potensi menjadi jaminan bahwa Anda mampu bekerja? Apakah pengalaman adalah bukti bahwa anda kompeten?
Dalam berbagai kesempatan saya sering memberikan analogi demikian, ibarat kue, untuk mendapatkan kue yang  lezat dan menarik tampilannya maka dibutuhkan bahan baku yang berkualitas tinggi, dibutuhkan orang yang ahli dalam menghias kue untuk tampil menarik. Meski kue itu lezat, orang tidak akan tertarik membelinya jika tampilannya tidak menarik. Sebaliknya, kue tidak lezat dengan tampilan yang menarik, hanya akan menimbulkan kekecewaan pada pembeli karena tampilannya tidak sepadan dengan rasa yang tidak lezat.
Nah, potensi anda adalah bahan baku kue tersebut. Melalui psikotes Anda dapat mengetahui sejauhmana potensi yang anda miliki. Pengalaman adalah keahlian menghias kue. Melalui pengalaman akan terbentuk keahlian. Apakah keahlian menjamin anda bisa menyelesaikan pekerjaan saat ini? Jawabannya adalah YA. Apakah keahlian menjamin anda layak untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi dengan pekerjaan yang lebih kompleks? Jawabannya adalah BELUM TENTU. Tergantung pada potensi dan bagaimana anda mengoptimalkan potensi anda.
Maka dari uraian diatas, sebagai seorang professional bila kita ingin terus maju maka tidak ada jalan lain untuk terus mengembangkan diri. Perbanyak relasi, kembangkan wawasan di luar bidang yang Anda tekuni saat ini, investasikan pendapatan anda untuk membeli buku, bergabung dalam komunitas-komunitas professional dan sebagainya. Saya sendiri saat ini sedang menempah diri saya untuk belajar teknologi digital yang perkembangannya luar biasa pesat. Dengan terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka kita akan terus memperbarui diri. Dan tidak ada yang akan berubah di dunia ini selain perubahan itu sendiri. Selain itu, perubahan selalu menyakitkan. Jadi, untuk memperbarui diri anda maka anda harus siap untuk merasakan sakit.
INTEGRITAS
Integritas. Kebanyakan orang mempersepsikan integritas sebagai kejujuran. Sebagian lagi menginterpretasikan dengan “walk the talk”, melakukan apa yang disampaikan. Buat saya, integritas adalah kejujuran yang diimplementasikan dengan melakukan apa yang diucapkan.
Integritas adalah satu kata yang luar biasa dalam maknanya. Mengapa saya sebut luar biasa? Karena di era sosial media yang berkembang pesat seperti sekarang ini, integritas seringkali harus dikalahkan dengan kata “pencitraan”. Siapa yang tidak dapat melakukan pencitraan? Semua bisa melakukan pencitraan kapan pun dan dimana pun. Membangun pencitraan bahwa kita adalah sosok penting di organisasi dengan menayangkan foto-foto aktifitas kerja kita, seperti menjadi candu bagi sebagian besar masyarakat. Apakah itu salah? TIDAK.
Tidak ada yang salah dengan pencitraan selama apa yang kita tayangkan adalah apa yang kita kerjakan. Menjadi kesalahan fatal apabila apa yang kita tayangkan adalah sesuatu yang kita tidak berkontribusi besar di dalamnya.
Apakah foto kita berdiri podium menjadi penting untuk diketahui oleh orang lain? Penting tidaknya kembali ke nilai-nilai pribadi. Namun mencitrakan kita adalah sosok penting sementara kita tidak berkontribusi apa-apa, sama dengan menyampaikan bahwa kita adalah sosok yang tidak dapat dipercaya. Jika ini menjadi kebiasaan, maka kita sedang membangun pondasi yang rapuh untuk menumbuhkan trust. Pondasi yang rapuh suatu saat akan ambruk, artinya dalam jangka panjang kita akan merugikan diri kita sendiri.
TEAMWORK
Bekerjasama, teamwork, menjadi mudah saat kita mampu mengalahkan ego kita. Ego kita adalah professional yang lebih cerdas, ego kita lebih banyak tahu dibanding yang lain, ego kita adalah leader yang mumpuni, ego mewujudkan misi tertentu diluar misi tim melalui teamwork. Ego-ego ini menggerus trust yang sedang kita bangun dalam kerjasama.
Musuh terbesar adalah diri sendiri, benar adanya. Untuk bisa mengalahkan ego maka harus dimulai dari kejujuran dan keadilan. Kejujuran bukan hanya jujur pada diri sendiri, namun juga jujur pada anggota tim yang lain. Menyembunyikan kebenaran untuk kepentingan diri sendiri tak ubahnya menarik saldo di bank emosi orang lain; mengabaikan asas keadilan agar kita mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan upaya yang lebih sedikit tak ubahnya kita mengambil hak orang lain. Bila hal-hal demikian menjadi sikap yang mendasari kerjasama maka dengan siapa pun kita tidak akan mampu mempertahankan kerjasama dalam jangka panjang.
Sebaliknya bila kita jujur dan bersikap adil, maka setiap hubungan kerjasama adalah investasi jangka panjang. Buahnya kita petik hari ini dan masa-masa mendatang.
AKUNTABILITAS
Saat kita sudah menunjukkan sikap dan perilaku diatas, maka kita menjadi professional yang dapat diandalkan. Saat terjadi masalah, setiap orang tanpa berpikir panjang akan mempercayakan kita untuk menyelesaikan masalah tersebut. Apabila kita sudah dapat diandalkan, apapun profesi kita, maka kita akan selalu dicari dan direkomendasikan oleh orang lain. Saya pernah membaca kalimat yang intinya, hal yang buruk yang tersebar 3x lipat lebih cepat dan lebih luas dibandingkan hal yang baik. Jika kita sadar bahwa kita belum dapat diandalkan maka lebih baik kita fokus untuk mengembangkan diri agar trust dari orang lain dapat tumbuh diatas pondasi yang kokoh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar